Kita ngerayain Hari Kemerdekaan Bangsa ini setahun sekali. Jadi karna dirayain setahun sekali, gue ngerasa semangat nasionalisnya juga cuma setahun sekali. Gue bisa ngomong gini, bukan berarti gue bener. Gue pun ngerasa kalo gue pun seperti itu. Gue ngerasa miris pas gue nemu Artikel 17 Agustus ini. Coba kalian telaah kalimat-kalimat berikut.
"Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah.
Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik.Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari."
Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik.Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari."
Gue sendiri gak ngerti kenapa para pelopor kemerdekaan lebih milih buat buang naskah asli itu. Tapi gue lebih gak ngerti sama yang nemuin. Kenapa dia baru kasih naskah itu ke Pemerintah setelah 46 tahun merdeka? Lebih cepet kan lebih baik.
"Jakarta, tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia dan kota tempat Bung Karno dan Bung Hatta berjuang, tidak memberi imbalan yang cukup untuk mengenang co-proklamator Indonesia.
Sampai detik ini, tidak ada "Jalan Soekarno-Hatta" di ibukota Jakarta . Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek bangunan fasilitas umum apa pun sampai 1985, ketika sebuah bandara diresmikan dengan memakai nama mereka."
Sampai detik ini, tidak ada "Jalan Soekarno-Hatta" di ibu
Gila men, Proklamator kita namanya gak pernah diabadiin di Jakarta. Gini ya, Jakarta itu saksi sejarah penting terjadinya kemerdekaan. Tapi kenapa malah kaya gini?
"Gelar Proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta, hanyalah gelar lisan yang diberikan rakyat Indonesia kepadanya selama 41 tahun! Sebab, baru 1986 Permerintah memberikan gelar proklamator secara resmi kepada mereka."
Sob, kalo gitu caranya selama 41 tahun itu beliau-beliau itu dianggap apa?
Terlepas dari artikel itu, gue juga miris sama apa yang bisa kita temuin dalam kehidupan sehari-hari. Bangunan-bangunan bersejarah dinegara ini dibiarin terlantar begitu aja. Ada satu kutipan "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah nya sendiri". Gimana bisa jadi bangsa yang besar kalo kita gak bisa ngehargain sejarah dan negara kita sendiri.
Kalian pernah gak sih ngeliat atau pernah ngedenger tentang Pahlawan yang diperlakuin kaya Gelandangan dinegaranya sendiri? Dinegara yang diperjuangkan kemerdekaannya, mereka pertaruhin nyawanya buat negara ini. Tapi sekarang apa? Mereka gak dianggap sama negaranya sendiri.
Kesenjangan sosial dinegara ini juga makin keliatan. Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Negara kita udah 67 tahun merdeka, tapi menurut gue sebagai orang awam gak ada perubahan yang siknifikan dinegara ini.
Sebagai salah satu anak bangsa, gue cuma berharap negara kita ini bisa lebih hebat dari sekarang. Bisa sehebat negara-negara lain diluar sana. "Jangan bertanya apa yang telah Negara beri untuk mu, tapi bertanyalah apa yang telah kamu beri untuk Negara ini".
Peace and Love:)
No comments:
Post a Comment